"Niteni, Nirokke, Nambahi" – Ki Hajar Dewantara
Oleh : Ki Sunardi HS
A. Ki Hadjar Dewantara
B. Latar Belakang Berdirinya Perguruan Tamansiswa
C. Perkumpulan / Paguyuban / Sarasehan “Selasa Kliwonan”
Setelah Raden Mas Suwardi Suryaningrat keluar dari Penjara Pekalongan, kemudian pindah ke Yogyakarta pada tahun 1921. Di Yogyakarta RM. Suwardi Suryaningrat turut dalam kelompok Sarasehan "Selasa Kliwonan" yang dipimpin oleh Pangeran Suryamentaram pada tahun tahun 1921-1922. Sarasehan "Selasa Kliwonan" ini terdiri tokoh-tokoh politik, kebudayaan dan kerohanian. Anggotanya ialah :
Tujuan sarasehan "Selasa Kliwonan" : Mempelajari tentang keadaan rakyat Hindia Belanda yang terjajah. Mencapai jalan bagaimana caranya dapat menegakkan kepribadian, memperbaiki dan mengisi jiwanya. Sarasehan ini mengadakan pertemuan setiap hari Senin Wage malam Selasa Kliwon. Sebagai hasil analisa mengenai keadaan rakyat Hindia Belanda yang terjajah tadi, untuk mencapai kemerdekaannya, disimpulkan dalam cita-citanya:
Cita-cita untuk merdeka ini tidak cukup hanya diupayakan dengan pergerakan politik saja, tetapi harus ditunjang dengan pendidikan rakyat yang menumbuhkan jiwa merdeka di kalangan rakyat banyak. Atas dasar hasil analisa seperti tersebut di atas, maka sarasehan Selasa Kliwonan memutuskan :
D. Berdirinya Perguruan Tamansiswa
Perguruan Tamansiswa pertama kali didirikan di Yogyakarta, yang dahulu dikenal dengan nama Mataram. Hari dan tanggal berdirinya ialah hari Senin Kliwon, tanggal 3 Juli 1922, yang bersamaan dengan tanggal 8 bulan Zulkaidah tahun Ehe 1852 dan tahun Hijrah 1348. Berdirinya Perguruan Tamansiswa diberikan pertanda Candrasengkala "Lawan Sastra Ngesti Mulya", yang artinya "Dengan Pengetahuan (pendidikan) mencapai kemulyaan", yang sampai sekarang ini masih relevan untuk dipakai. Setiap perkataan dalam candra sengkala tersebut di atas, menunjukkan suatu angka; Lawan =2; Sastra = 5; Ngesti = 8, dan Mulya = 1,
Angka-angka ini dibaca mulai dari belakang, sehingga menjadi bilangan tahun Saka 1852, yang bersamaan dengan tahun Masehi 1922. Berhubung RM. Suwardi Suryaningrat diserahi tugas oleh Sarasehan "Selasa Kliwonan" mengelola pendidikan anak-anak maka bagian perguruan yang pertama kali didirikan adalah Taman Lare (Taman Indria). Pendidikan dimulai dengan satu kelas. Gedung perguruan terletak di Kampung Tanjung, yang sekarang diberi nama jalan Gajah Mada Yogyakarta, yang sekarang ini dipakai oleh Yayasan Taman Ibu untuk persekolahan. Selain membuka Taman Indria, juga membuka Taman Guru dan/atau Kursus Guru, sebagai tempat belajar calon-calon pamong Tamansiswa yang akan memberikan pendidikan di bagian-bagian Perguruan Tamansiswa yang akan dibuka.
E. Alasan Ki Hadjar Dewantara Memilih Jalan Pendidikan Nasional
Ki Hadjar Dewantara, pencipta dan pendiri Perguruan Nasional Tamansiswa bersama-sama dengan para pengetua : (1) Nyi Hadjar Dewantara, (2) R.M. Soetatmo Soerjokoesoemo, (3) R.M.H. Soerjo Poetro, (4) B.R.M. Soebono, (5) Ki Prono Widigdo, (6) Ki Soetopo Wonobojo, dan (7) Ki Tjokrodirdjo, sebagai patriot dan perintis perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, memilih jalan usaha pendidikan nasional berdasarkan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk anak-anak bangsa Indonesia atas kesadaran bahwa pendidikan adalah faktor penting untuk usaha ke arah mencerdaskan kehidupan bangsa dan menanamkan serta menyebarkan benih jiwa hidup merdeka di kalangan rakyat untuk mewujudkan cita–cita kemerdekaan bangsa Indonesia, cita-cita kemanusiaan, serta tercapainya masyarakat tertib damai, salam dan bahagia.