lon

Kurikulum Merdeka Mewujudkan Pemikiran Ki Hadjar

Pendidikan seharusnya tidak tercerabut dari akarnya. Ilmu pengetahuan, budaya, agama menjadi suatu kesatuan seperti pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Penerapan Kurikulum Merdeka bisa mewujudkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara itu.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kurikulum Kemendikubristek Drs Zulfikri Anas MEd ketika memberikan sambutan pada Webinar Kurikulum Merdeka yang diselenggakan oleh Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa (MLPTs), Selasa (15/03/2022). “Kurikulum Merdeka biarkan anak mencari sendiri, jangan selalu dipelopori,”kata Zulfikri Anas dari Jakarta.
Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbudrisek Jumaeri STP MSi dalam webinar tersebut mengungkapkan, kurikulum merdeka menggantikan nama beberapa istilah sebelumnya. Latar belakang peluncuran Kurikulum Merdeka adalah adanya krisis pendidikan di Indonesia yang sudah lama.

Studi nasional dan internasitonal menyebutkan banyak siswa tidak mampu membaca bacaan sederhana dan matematika dasar. Kemudian ada pandemi maka terjadi kesenjangan pembelajaran.
Kurikulum Merdeka sudah diimplementsikan pada sekolah penggerak. Tahun pelajaran 2022/2023 satuan pendidikan mulai dari SD dapat memilih implementasi kurikulum berdasar kesiapan sekolah. Sementara Koordinator Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum Kemendikbudristek Dr Yogi Anggraena MSi menjelaskan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka tidak harus menjadi sekolah pengerak. Tetapi mendaftar untuk penyesuaian Dapodik. Saat ini sudah ada implementasi terbatas di sekolah penggerak dan sekolah pusat keunggulan. Tahun ini akan diperluas siapa saja boleh menerapkan, tetapi supaya mempelajari dulu kurikulumnya. (War)