MANAJEMEN PENDIDIKAN RAMAH MASA DEPAN

Gambaran masa depan masih sulit diprediksi, penuh ketidakpastian, sangat kompleks, interdependensi, tanpa batas akibat teknologi komunikasi yang berbulan madu dengan globalisasi, kompetitif, komplikatif, berubah secara (cepat, akseleratif, eksponensial) dan bahkan terjadi inovasi-inovasi disruptif yang dapat diakses oleh mayoritas masyarakat dan terjangkau biayanya. Yang jelas, perubahan tidak pernah berkesudahan, selalu bersemi tak bertepi, sehingga diperlukan cara-cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang luwes/fleksibel untuk menghadapinya. Padahal, pendidikan adalahuntuk masa depan.
Karena berbagai bidang kehidupan akan berubah, maka pendidikan harus membangun hubungan simbiosis (saling berpengaruh) dengan bidang-bidang kehidupan lain seperti pada Gambar 1 berikut. Di abad ke-21 ada kecenderungan bahwa revolusi teknologi, supremasi ekonomi, dan globalisasi memiliki pengaruh kuat terhadap pendidikan nasional termasuk manajemen pendidikan. Sudah ada tanda-tanda bahwa kedepan, manajemen pendidikan akan diwarnai oleh knowledge management yaitu manajemen berbasis pengetahuan, informasi, data, dan fakta yang akan dikomputerkan, meskipun nonfakta masih saja mencampuri.

KECENDERUNGAN ABAD KE-21
Terkesan kuat bahwa di abad ke-21 ada tiga kejadian dahsyat cenderung menguat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, pekerjaan, berbangsa, dan bernegara yaitu supremasi ekonomi, revolusi teknologi, dan globalisasi. Kalau benar bahwa supremasi ekonomi diterima sebagai sumber nilai utama untuk acuan sikap dan perilaku manusia abad ke-21, maka siap-siaplah kita menerima kenyataan akan subur dan merebaknya nilai-nilai meterialisme dan pragmatisme yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup kita. Kecenderungan ini didukung oleh hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa 80% generasi milenial bertujuan ingin kaya uang (Waldinger, 2019).

Revolusi teknologi telah mengubah perilaku dan relasi sosial kita. Akibat revolusi/disrupsi teknologi yang kemajuannya sangat eksponensial, banyak pekerjaan yang sifatnya repetitif dapat diganti oleh teknologi. Akibat revolusi teknologi khususnya telekomunikasi, dunia semakin terpori, tidak ada lagi sekat-sekat yang menghalangi akses informasi, dunia juga semakin interconnected, hyperconnected bahkan interdependent, komunikasi sangat hyper cepat, ragam informasi sak abreg (over information), dan sekarang setiap orang dapat mengakses dengan mudah pengetahuan,informasi, data, fakta, dan nonfakta secara transparan dan demokratis, dan dapat diakses oleh siapapun sehingga diperlukan kemampuan yang cepat, cekat dan tepat untuk mengambil keputusan dalam jarak waktu kritis dengan resiko terkecil. Ini semua terjadi dikarenakan oleh fusinya globalisasi dan revolusi teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Keduanya berpadu, saling menunjang, simbiosis-mutualis, saling mempenga-ruhi, saling menghidupi, dan bahkan saling berbulan madu. Apalagi akhir-akhir ini telah terjadi revolusi industri 4.0 yang merupakan fusi/gabungan dari berbagai teknologi sehingga turbulensi perubahan semakin akseleratif (lihat revolusi industri 4.0 yang ditulis oleh Klaus Schwab (2016) berikut.

Visi Indonesia 2045
Visi Indonesia 2045: berdaulat, maju, adil, dan makmur. Untuk mewujudkan visi 2045 ditempuh dengan 4 pilar pembangunan, yaitu: (1) pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, (2) pembangunan ekonomi berkelanjutan, (3) pemerataan pembangunan, dan (4) pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Untuk mewujudkan visi dan empat (4) pilar tersebut dibutuhkan pendidikan yang kuat.

Download Makalah lengkap Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D