Syawalan Keluarga Besar Persatuan Tamansiswa









Lanjutkan segala kebaikan yang sudah kita lakukan selama Ramadan. Kita selalu menjaga persaudaraan dan persahabatan. Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Ki Prof Dr Sri Edi Swasono saat Syawalan Keluarga Besar Tamansiswa di Pendapa Agung Tamansiswa Yogyakarta, Sabtu (12/4).
“Kita lanjutkan ajaran Ki Hadjar Dewantara mempertajaman semangat ketamansiswaan kita,” kata Sri Edi Swasono. Menurutnya, sekarang Tamansiswa sudah berkembang cabangnya sampai di Indonesia Timur.
Hikmah syawalan hari itu disampaikan oleh H Suyanto SAg MSi yang menyebutkan sebetulnya syawalan tidak ada dalam ajaran Islam. Yang ada adalah ajaran puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Menurut Suyanto syawalan adalah budaya Indonesia, tidak akan diketemukan di Mekah dan Madinah. Oleh karena itu cocok dengan Tamansiswa yang berlandaskan budaya.
Suyanto menyebutkan ada tiga persoalan dalam kehidupan. Yaitu pendidikan, kesehatan dan kemiskinan. Kita harus berjuang dalam bidang pendidikan, dan ini sudah dilakukan Tamansiswa, berjuang dalam bidang kesehatan dan berjuang untuk mengatasi kemiskinan.
Syawalan hari itu juga dimeriahkan dengan pentas seni, tari Jawa oleh siswa-siswi Tamansiswa, dan lagu-lagu religi oleh guru-guru Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Hadir segenap keluarga besar Tamansiswa di Yogyakarta, Pengurus Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, pengurus harian, dan dari cabang-cabang terdekat seperti Puworejo dan Kebumen. Syawalan diakhiri dengan salaman seluruh hadirin, saling maaf memaafkan. (War)
Sumber krjogja.com
Comments (0)